Kamis, 30 November 2017

Bahan Bakar Gas

 



BAHAN BAKAR GAS



Pendahuluan

Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan, gas yang tak tertahan tidak mengisi suatu volume yang telah ditentukan, sebaliknya mereka mengembang dan mengisi ruang apapun di mana mereka berada. Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan molekul sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini semakin bertambah.

Jenis- Jenis Gas
Jenis gas yang penulis maksud tentunya yang terkait dengan pemanfaatan gas sebagai bahan bakar. Berikut adalah penjelasannya.
         I.            Gas bumi Gas bumi atau gas alam bukan saja merupakan gas bakar yang paling penting, tetapi juga merupakan bahan baku utama untuk berbagai sintesis kimia. Produk dari gas bumi yang terutama misalnya berbagai hidrokarbon dan LPG. Dengan semakin naiknya nilai minyak bumi, maka proses pemulihan hasil gas makin ditingkatkan.

       II.            Gas tanur kokas Gas tanur kokas dihasilkan dari hasil sampingan proses distilasi batubara. Biasanya gas jenis ini banyak digunakan dalam industri baja.

     III.            Gas produser Gas produser dihasilkan dengan cara melewatkan udara ke bahan karbon, misalnya batubara, dan dihasilkan karbon monoksida. Reaksinya eksotermis, dan dapat dituliskan sebagai berikut:

2C + O2 → 2CO

Nitrogen dalan udara tidak bereaksi dan larut dalam gas hasil, sehingga mengakibatkan nilai kalori gas menjadi rendah. Gas jenis ini biasa digunakan untuk tenaga turbin gas yang memang tidak memerlukan bahan bakar dengan nilai kalori tinggi, namun sebelumnya tar dari gas harus diambil terlebih dahulu. Gas jenis ini cukup berguna, namun harus diperhatikan bahwa kandungan karbon monoksidanya dapat menimbulkan keracunan.

    IV.            Gas air (Gas biru) Gas air terkadang disebut juga dengan gas biru karena jika gas ini dibakar ia akan memberikan nyala yang berwarna biru. Gas ini dihasilkan dari reaksi antara uap air dengan batubara atau kokas pijar pada suhu di atas 1000 °C. Reaksi yang terjadi adalah:

C + H2O → CO + H2 C

2H2O → CO2 + 2H2

Nilai kalori dari gas ini masih rendah, dan biasanya untuk meningkatkannya ditambahkan minyak yang diatomisasikan ke dalam gas air panas. Hasilnya adalah berupa gas air berkarburasi dan mempunyai nilai kalor yang lebih tinggi.
Bahan Bakar Gas
Bahan Bakar Gas merupakan gas alam yang telah dimampatkan. Secara umum lebih dari 80% komponen gas bumi yang dipakai sebagai BBG merupakan gas metana, 10%-15% gas etana, dan sisanya adalah gas karbon dioksida, dan gas-gas lain. Susunan BBG yang dipakai di Jakarta 93% terdiri dari gas metana, 3,2% gas etana, dan 3,8% sisanya adalah gas nitrogen, propana, dan karbon dioksida (3). Komposisi gas alam tersebut berbeda-beda antara satu sumber dengan sumber lainnya.
Bahan bakar gas dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian utama yaitu gas alam (natural gas) dan gas buatan (manufactured gas). Gas alam umumnya berada di tempat yang sama dengan endapan minyak dan batubara. Sedangkan gas buatan diproduksi dari kayu, tanah gambut, batubara, minyak, dan sebagainya. Komponen mampu bakar dari gas adalah metana, karbondioksida, dan hidrogen dalam jumlah yang bervariasi. Karakteristik dari gas sangat tergantung pada komponen yang ada dalam gas tersebut.
Flash Point ( Titik Nyala )
Titik nyalaTitik nyala ( flash point ) adalah temperatur dimana timbul sejumlah uap yang apabila bercampur dengan udara membentuk suatu campuran yang mudah menyala. Titik nyala dapat diukur dengan jalan melewatkan nyala api pada bahan bakar yangdipanaskan secara teratur. Titik nyala merupakan sifat bahan bakar yangdigunakan untuk prosedur penyimpanan agar aman dari bahaya kebakaran.Semakin tinggi titik nyala suatu pelumas berarti semakin aman dalam penggunaandan penyimpanan.
1. Flash Point dapat digunakan untuk mengukur kecenderungan sample untuk membentuk campuran yang mudah menyala jika ada udara di bawahkondisi terkontrol. ni merupakan satusatunya sifat bahan bakar yang harusdipertimbangkan dalam memperkirakan timbulnya bahaya kebakaran pada bahan bakar tersebut.
2. Flash Point diperlukan dalam pelayaran dan peraturan keamanan bahan bakar yang akan ditransport untuk mendefinisikan bahanbahan yang mudah menyaladan juga mudah terbakar" seseorang seharusnya tetap mengacu pada aturan # aturan khusus yang terkait pada definisi yang tepat dari penggolongan bahan bahan tersebut diatas.
3. Flash Point dapat menunjukkan adanya bahan yang mudah menguap dan mudahterbakar didalam suatu bahan yang relatif tidak mudah untuk menguap ataupunrelatif tidak mudah untuk terbakar.
Autoignition ( Titik Nyala Sendiri)
Apabila campuran bahan bakar dimasukkan kedalam ruang bakar dan secara bertahap dipanasi, maka akan terbakar dengan sendirinya pada suhu tertentu, suhu ini disebut “self ignition temperature “ atau titik sulut. Titik sulut adalah suhu terendah di mana bahan dapat terbakar dengan sendirinya. Biasanya "temperatur operasi" lebih rendah dari titik sulut suatu bahan yang mudah terbakar . Contoh : gas alam sekitar 595 ºC.



Heating/ Caloritic Value ( Nilai Kalor Pembakaran)
Nilai bakar adalah panas yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna  kilogram atau satu satuan berat bahan bakar padat atau cair atau satu meter kubik atau satu satuan volume bahan bakar gas, pada keadaan standard.
Nilai bakar atas atau “gross heating value” atau “higher heating value” (HHV) adalah panas yang dihasilkan oleh pembakaran sempurna satu satuan berat bahan bakar padat atau cair, atau satu satuan volume bahan bakar gas, pada tekanan tetap, suhu 25 oC, apabila semua air yang mula-mula berwujud cair setelah pembakaran mengembun menjadi cair kembali.
Nilai bakar bawah atau “net heating value” atau “lower heating value” (LHV) adalah panas yang besarnya sama dengan nilai panas atas dikurangi panas yang diperlukan oleh air yang terkandung dalam bahan bakar dan air yang terbentuk dari pembakaran bahan bakar 
Tabel Karakteristik Gas

Gas
chemical composition
flash point
(oc)
Autoignition
(oC)
caloritic value (Kj.Mol-1)
Gas Alam (LPG)
460

1020- 1050
Gas Alam (CNG)
521,4


Metana
-188
537
889
Etana
-135
472
1800
Propane
-104
470
2217
Butane
-60
365
2874
n-Oktane
10
206

l-oktane
-12
418

n-Cethane
135
205

Methanol
11
385
725
Ethanol
12
365
1364








Pengikut

Hobby Aeromodelling & Lagu The Beatles

Foto saya
Palembang, Sumatra-Selatan, Indonesia